Misteri Senjata Pemusnah Massal Tesla Death Ray

Ada rumor kalau Nikola Tesla, seorang ilmuwan misterius, memiliki rancangan sebuah senjata maha dashyat yang bisa mendefinisikan ulang arti sebuah peperangan. Namun, setelah kematiannya, rancangan itu lenyap tanpa bekas.
Nikola Tesla (1856 – 1943) mungkin adalah salah seorang ilmuwan terbesar yang pernah ada. Ia memegang sekitar 300 hak paten penemuan-penemuan yang berhubungan dengan listrik seperti dinamo, transformer, induction coil, condenser dan lampu pijar.
Dari semuanya itu, Tesla paling dikenal karena kontribusinya dalam penelitian listrik AC (Alternating Current). Karena ini juga, ia kemudian menjalani permusuhan yang sangat dalam dengan mantan atasannya, Thomas A. Edison yang memilih untuk memfokuskan diri pada listrik DC (Direct Current).
Sejak lama, nama Tesla selalu dikaitkan dengan penemuan-penemuan luar biasa yang jauh lebih maju dari zamannya. Contohnya Otis T. Carr, salah seorang insinyur yang juga anak didik Tesla, pernah membuat pernyataan mengejutkan kalau ia dan rekan satu timnya bernama Ralph Ring pernah membuat sebuah pesawat berbentuk piringan yang dengan sukses menerbangkan mereka sejauh 10 mil dengan kecepatan cahaya. Menurut Carr, ia menggunakan prinsip-prinsip yang diajarkan Tesla dalam membuat pesawat tersebut.
Selain itu, nama Tesla juga sering dikaitkan dengan peristiwa ledakan Tunguska yang maha dashyat. Ledakan itu disebut-sebut sebagai akibat dari percobaan Tesla ketika ia mentransmisikan energi listrik yang kuat dengan menggunakan menara Wardenclyffe yang dibangunnya.
Nah, apa jadinya kalau ilmuwan yang jenius dan misterius itu mengatakan kalau ia mampu membuat senjata pemusnah massal yang bisa membuat perang menjadi tidak terpikirkan oleh siapapun?
Tesla Death Ray
Semuanya bermula dari sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh ilmuwan eksentrik itu pada tahun 1938.
Kepada reporter, Tesla mengumumkan kalau ia dapat membuat sebuah senjata maha dashyat sehingga siapapun yang memilikinya akan memiliki kemenangan luar biasa di dalam setiap peperangan.
Senjata yang dimaksud Tesla itu kemudian dikenal dengan nama Tesla Death Ray, atau Sinar Kematian Tesla.
Menurut Tesla:
“Senjata ini akan mengirim pancaran partikel-partikel yang terkonsentrasi lewat udara yang akan terbang dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan cahaya. Energinya begitu besar sehingga ia dapat merontokkan hingga 10.000 pesawat musuh dari jarak 250 mil dan dapat menyebabkan jutaan tentara musuh mati di tempat.”
Senjata partikel ini melibatkan empat penemuan yang dikombinasikan menjadi satu.
Penemuan pertama adalah sebuah peralatan yang bisa meniadakan pengaruh atmosfer terhadap partikel-partikel tersebut.
Penemuan kedua adalah metode untuk menghasilkan potensi kekuatan listrik yang sangat besar.
Penemuan ketiga adalah metode untuk meningkatkan kekuatan listrik yang dihasilkan hingga mencapai 50.000.000 volts.
Penemuan keempat adalah pembuatan sebuah alat untuk melontarkan kekuatan listrik yang telah dihasilkan.
Menurut Tesla, dua dari empat penemuan diatas telah dibuat dan diujicobakan olehnya. Dua lainnya hanya membutuhkan sedikit penyempurnaan. Untuk merealisasikannya, hanya dibutuhkan dana 2 juta dolar dan 3 bulan. Jumlah ini tentu saja sangat kecil dibandingkan dengan hasil yang dapat diberikan. Jika proyek ini disetujui, maka ia akan membangun menara-menara pembangkit listrik yang berfungsi sebagai senjata tersebut di wilayah-wilayah perbatasan.

Menurut Tesla, jika pemerintah Amerika memutuskan untuk menerima penawarannya, maka ia akan segera mulai bekerja. Namun ia menuntut satu syarat. Ia ingin pemerintah sepenuhnya percaya kepadanya dan menolak adanya intervensi dari “ahli” lainnya. Ia juga mengatakan kalau rancangan lengkap senjata ini telah dibuat dan disimpan di dalam arsipnya.
Particle Beam
Kedengarannya, Tesla seperti sedang berfantasi. Namun sebenarnya tidak demikian. Pancaran partikel (particle beam) sebenarnya bukan hal yang aneh dalam dunia sains. Kita biasa menggunakan metode ini dalam kehidupan modern ini.
Pancaran partikel sebenarnya hanya sebuah pancaran cahaya yang terdiri dari berbagai gelombang elektromagnetik. Salah satu contoh penggunaannya adalah alat operasi sinar laser yang digunakan untuk mengoperasi otak.
Namun pancaran partikel yang dibicarakan oleh Tesla tentu saja memiliki level yang berbeda dibanding dengan sebuah alat operasi. Jika senjata pemusnah massal ini benar-benar bisa direalisasikan, mengapa Tesla sampai berniat menciptakannya?
Tesla ternyata memiliki cara pandang yang berbeda mengenai senjata ini.
Senjata Pemusnah Massal
Dalam pandangannya, senjata pemusnah massal ini justru bisa mencegah perang. Pada tahun ia membuat pengumuman itu, perang dunia I belum lama berakhir dan dunia sedang bersiap memasuki perang dunia II. Karena itu, Tesla memiliki ambisi besar untuk mengakhiri konflik dunia itu dan menciptakan perdamaian dunia.
Dalam salah satu suratnya, Tesla menulis:
“Selama bertahun-tahun, aku mencoba untuk mencari solusi dari masalah terberat umat manusia, yaitu bagaimana menjaga perdamaian dunia.”
Mengenai Tesla Death Ray, ia mengatakan:
“Penemuan ini akan membuat perang menjadi tidak mungkin. Sinar kematian itu akan mengelilingi perbatasan setiap negara seperti tembok Cina yang tidak terlihat, hanya saja, “tembok” ini jutaan kali lebih sulit ditembus. Ini akan membuat setiap negara tidak dapat ditembus oleh pesawat musuh atau tentara darat yang menyerbu masuk.”
Dengan kata lain, menurut Tesla, untuk mencegah perang kita harus mempersenjatai diri dengan sangat hebat sehingga negara lain akan mengurungkan niatnya untuk menyerang.
Namun, walaupun perang besar sudah diambang pintu, sepertinya pemerintah Amerika tidak berniat untuk merealisasikan ide Tesla. Beberapa usaha Tesla untuk menawarkan idenya ke beberapa negara lain juga diabaikan. Ketertarikan terhadap idenya runtuh dan mulai dilupakan.
Namun, ketika Tesla meninggal dunia, ingatan akan Tesla Death Ray kembali naik ke permukaan. Ini dikarenakan munculnya sebuah misteri yang cukup membingungkan.
Dokumen yang hilangPada tanggal 7 Januari 1943, Tesla meninggal di kamar hotelnya di New York di kamar 3327 di lantai 33 pada usia 86 tahun. Karena ia tidak pernah menikah, harta benda dan dokumen-dokumen pribadi yang dimilikinya diwariskan kepada keluarganya yang lain. Tidak lama setelah kematiannya, para agen dari Alien (imigran gelap) Property Custodian, departemen kehakiman Amerika Serikat, segera menyita seluruh dokumen-dokumen tersebut. Ini cukup mengherankan karena Tesla sendiri sebenarnya adalah warga negara resmi Amerika. Operasi dari Alien Property Custodian ini diakui oleh FBI dalam website resminya.
Namun misterinya tidak sampai disitu. Ketika pemerintah Amerika mengadakan pemeriksaan menyeluruh atas seluruh dokumen yang disita, mereka tidak bisa menemukan catatan mengenai rancangan Tesla Death Ray.
Dengan kata lain, rancangan senjata pemusnah massal tersebut hilang tanpa jejak.
Berita hilangnya dokumen itu telah memicu perlombaan antara Amerika, Rusia dan Jerman untuk melacak keberadaannya. Tetapi, hingga sekarang, keberadaan dokumen tersebut masih tidak diketahui.
Dimanakah dokumen-dokumen itu berada? Apakah Tesla benar-benar memiliki rancangan itu?
Dimanakah rancangan Tesla Death Ray sebenarnya?
Sebagian orang percaya kalau Tesla telah memusnahkan rancangan tersebut sebelum kematiannya karena takut jatuh ke tangan yang salah. Sebagian lagi percaya kalau orang dekat Tesla telah berhasil mengamankan rancangan tersebut sebelum disita oleh pemerintah.
Jenderal George Keegan, pensiunan kepala intelijen angkatan udara Amerika, percaya kalau rancangan itu berada di tangan pemerintah Uni Sovyet. Dugaan ini muncul karena ternyata Tesla juga mempresentasikan idenya kepada negara-negara lain.
Ketika penawarannya untuk membangun jaringan Tesla Death Ray tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah Amerika, Tesla menawarkan idenya kepada Inggris dengan harga 3 juta dolar. Ia berjanji akan membuat wilayah Inggris bebas dari serangan musuh hanya dalam tempo 3 bulan. Pemerintah Inggris juga tidak menggubris tawarannya. Lalu, Tesla kembali mencoba menawarkan idenya, kali ini kepada Liga Bangsa-bangsa. Usaha ini juga gagal.

Ketika pemerintah lain menganggap sepi penawaran Tesla, ketertarikan cukup besar datang dari pihak Uni Sovyet. Konon pada tahun 1937, satu tahun sebelum Tesla mengumumkan idenya ke publik, ia sebenarnya telah mempresentasikannya kepada Amtorg Trading Corporation, salah satu perusahaan perwakilan Sovyet di New York.
Dua tahun kemudian, tahun 1939, Tesla diketahui telah mengujicobakan tahap pertama idenya di hadapan pihak Sovyet. Lalu, Tesla menerima cek sebesar 25.000 dolar dari mereka. Namun proyek itu tidak pernah diselesaikan.
Ada teori kalau sesungguhnya Tesla memang tidak membangun proyek itu, melainkan hanya menjual rancangannya kepada Uni Sovyet.
Dugaan ini kembali menguat ketika Sovyet menginvasi Afghanistan tahun 1979. Rumor menyebutkan kalau pada masa perang tersebut, helikopter-helikopter Sovyet terlihat mengeluarkan cahaya aneh yang diarahkan kepada tentara Afghanistan. Mereka yang terkena cahaya tersebut tewas seketika dan mayatnya tidak membusuk hingga 30 hari.
Ketika meneliti mayat tersebut, pihak militer barat percaya kalau Sovyet mungkin telah menggunakan gas pembunuh jenis baru, namun banyak yang percaya kalau kondisi mayat tersebut adalah hasil dari senjata yang melontarkan elektromagnetik berkekuatan tinggi.
Jadi, mungkin Sovyet telah berhasil merealisasikan rancangan Tesla Death Ray dan memodifikasinya.
Foto tahun 1980 dari satelit mata-mata Amerika yang menunjukkan kemungkinan instalasi senjata partikel Russia di Semipalatinsk
Selain teori Rusia, banyak juga yang percaya kalau sesungguhnya rancangan itu berada di tangan pemerintah Amerika Serikat serikat sendiri.
Teori ini juga punya dasar yang cukup kuat.
DARPA (Defense Advance Reasearch Project Agency), yaitu salah satu badan pemerintah yang bertujuan untuk meneliti persenjataan baru untuk militer, sesungguhnya telah melakukan percobaan senjata partikel sejak tahun 1958, 15 tahun setelah kematian Tesla. Prinsip penelitian mereka sama persis dengan ide Tesla, walaupun dalam skala yang lebih kecil.
Namun, proyek ini tidak dilanjutkan lagi karena dua alasan, yaitu karena materi-materi yang dibutuhkan oleh senjata dashyat ini dianggap “berisiko tinggi” dan karena kekuatan yang dibutuhkan untuk memproyeksikan pancaran itu melebihi kemampuan pembangkit listrik standar yang digunakan dalam perang.
Jika dua masalah ini terselesaikan, mungkin proyek ini akan dilanjutkan lagi.
Apakah ini berarti pemerintah Amerika memiliki dokumen Tesla?
Mungkin saja. Tapi bisa juga tidak. Apa yang dikembangkan oleh DARPA sama sekali tidak menyamai klaim Tesla mengenai kekuatan senjatanya. Beberapa pihak percaya kalau pihak Amerika memang memiliki dokumen tersebut, namun tidak memiliki kemampuan untuk merealisasikannya.
Selain teori Konspirasi yang melibatkan pemerintah, banyak juga yang percaya kalau rancangan Tesla Death Ray sesungguhnya tidak pernah ada. Menurut mereka, Tesla Death Ray hanyalah satu dari sekian klaim bombastis yang diberikan oleh Tesla. Walaupun tidak ada yang menyangkal jeniusnya Tesla, namun banyak proyek yang disebutkannya tidak pernah terealisasi.
Misalnya, pada tahun 1900, ia mengatakan kalau ia bisa menyembuhkan penyakit TBC dengan osilasi listrik. Pada tahun 1927, ia mengatakan kalau ia berencana untuk mengendalikan kekuatan samudera untuk dimanfaatkan. Lalu, pada tahun 1931, ia mengklaim kalau ia bisa membuat bahan bakar fosil menjadi tidak berharga lagi dengan memanfaatkan energi kosmis sebagai bahan bakar alternatif. Tentu saja klaim-klaim ini tidak pernah terealisasi.
Jadi, Tesla Death Ray bisa jadi hanyalah salah satu dari bualan Tesla yang lain.
Bahkan walaupun rancangan itu ada, bisa dimengerti mengapa pemerintah menolaknya. Ide Tesla mengenai kemungkinan terciptanya perdamaian jika senjatanya diimplementasikan sangat tidak masuk akal. Memang, sebuah negara yang memasang Tesla Death Ray akan aman dari serbuan pesawat. Namun, jelas tidak akan aman dari serangan diam-diam.
Jika saya adalah seorang pemimpin sebuah negara dan memutuskan untuk menyerang sebuah negara lain, maka yang akan saya lakukan pertama adalah mengirim pasukan penyerang secara diam-diam untuk menghancurkan Tesla Death Ray di negara tersebut terlebih dahulu sebelum mengirim skuadron pesawat tempur.
Lagipula, Tesla memiliki anggapan kalau semua pemimpin negara adalah pemimpin yang cinta damai. Ia tidak memikirkan kemungkinan digunakannya senjata tersebut sebagai alat untuk menyerang oleh seorang diktator. Jika sebuah negara memasang Tesla Death Ray dan memutuskan untuk menyerang negara tetangganya, maka mereka akan dengan sangat mudah mengarahkan senjatanya untuk menghancurkan pesawat komersial.
Dengan demikian, perang pun menjadi tidak terhindarkan.
Jadi, ide besar ini sepertinya juga memiliki cacat yang besar.
Jika saat ini, 67 tahun setelah kematian Tesla, kita masih belum melihat realisasi dari Tesla Death Ray, maka sepertinya kita harus bersyukur, dan siapapun yang menyimpan rancangan itu hingga sekarang telah berbuat kebaikan bagi dunia.
Read more

HAARP

Benarkah Amerika telah berhasil menciptakan senjata pamungkasnya ? 

Ada sebuah rumor yang beredar luas di kalangan tertentu, bahwa Amerika Serikat telah berhasil membuat sebuah senjata pamungkas yang akan membawa kemenangan kepada mereka dalam peperangan apapun dan membawanya menjadi penguasa dunia satu-satunya. Senjata yang saya maksud adalah sebuah fasilitas yang dapat digunakan untuk memanipulasi cuaca dan iklim sehingga mampu menciptakan bencana seperti badai, gempa bumi dan tsunami di tempat yang diinginkan.
Penciptaan senjata pamungkas ini telah diprediksi oleh banyak orang sebelumnya. Seorang ilmuwan kelas dunia bernama Dr. Rosalie Bartell telah mengkonfirmasi bahwa militer Amerika sedang mengerjakan sebuah sistem pengatur cuaca sebagai senjata potensial. Metodenya termasuk mengendalikan badai dan mengatur arah penguapan air di atmosfer bumi untuk menghasilkan banjir di tempat tertentu.


Bukan hanya Dr Bartell yang mengatakan hal ini, mantan penasehat keamanan gedung putih bernama Zbigniew Brzezinski juga meramalkan hal ini dalam bukunya yang berjudul "Between Two Ages". Di dalam bukunya, Ia menulis :


"Tekonologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan."


Marc Filterman, seorang mantan pejabat militer Perancis pernah mengatakan bahwa Amerika telah memiliki teknologi untuk memanipulasi frekuensi radio untuk melepaskan kondisi cuaca tertentu seperti badai dan Topan.


Konon pada tahun 2002, Rusia pernah mengkonfrontir Amerika Serikat di hadapan PBB dengan menuduhnya telah menciptakan beberapa bencana di Rusia dengan eksperimen-eksperimennya.


Pertanyaannya adalah, apakah Amerika telah menemukan teknologinya ?


Di kalangan penganut teori konspirasi, beredar sebuah rumor bahwa Amerika telah berhasil menciptakan senjata dashyat tersebut dan mereka merahasiakannya dengan kedok ilmiah.


Senjata tersebut bernama HAARP. Satu fasilitas super rahasia yang dianggap sebagai perwujudan senjata pamungkas itu.




HAARP (High frequency Active Aural Research Program) adalah sebuah proyek bersama antara Angkatan udara AS, Angkatan Laut AS, Universitas Alaska dan DARPA (Defense Advances Research Projects Agency). Proyek ini dimulai pada tahun 1993 dan diproyeksikan untuk berlangsung selama 20 tahun.


Fasilitas proyek ini terletak di Alaska, tepatnya di wilayah Gakona. Tujuan resminya adalah untuk :"menyediakan sebuah fasilitas untuk mengadakan eksperimen mengenai fenomena ionosfer yang akan digunakan untuk menganalisa karakternya dan mengembangkan teknologi pemutakhirannya untuk tujuan komunikasi dan pengintaian."


Namun menurut sebagian orang, ada sesuatu yang lebih besar sedang dilakukan di tempat ini. Yaitu pengembangan senjata pemusnah massal. HAARP disebut mampu menciptakan banjir dengan memanipulasi penguapan air, mampu menciptakan badai dan bahkan gempa bumi. Dengan kemampuan ini, tentu saja itu berarti Amerika akan mampu menciptakan bencana kelaparan di wilayah yang diinginkannya.


Pihak-pihak yang menuntut jawaban mengenai HAARP tersebar di seluruh penjuru dunia. Mulai dari penduduk Alaska sendiri hingga para ilmuwan di Amerika dan Eropa. Mereka kuatir bahwa HAARP akan menciptakan kerusakan yang tidak bisa dipulihkan.


Salah satu eksperimen HAARP adalah menembakkan sinar elektromagnetik terkendali ke ionosfer bumi. Metode ini disebut dengan "pemanas ionosfer". Ionosfer adalah lapisan yang mengelilingi atmosfer bumi bagian atas dan jaraknya sekitar 40-60 mil diatas permukaan bumi.


David Yarrow, seorang peneliti dengan latar belakang bidang elektronik mengatakan bahwa interaksi ini akan menyebabkan ionosfer menjadi robek. Padahal ionosfer-lah yang melindungi kita dari radiasi matahari yang ganas.


Charles Yost peneliti lain dari North Carolina berkata,"Jika ionosfer terganggu, maka atmosfer dibawahnya pasti akan terganggu."


Bagi ilmuwan, kekuatiran utamanya adalah kerusakan terhadap ionosfer bumi. Namun bagi penganut teori konspirasi, kekuatiran utamanya adalah kehadiran senjata pemusnah massal.


Menurut militer, tidak ada tujuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Aplikasi HAARP hanyalah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertahanan Amerika seperti untuk menciptakan sistem komunikasi kapal selam yang lebih efisien, memantau dan menangkal serangan rudal yang datang tiba-tiba dan untuk memantau topografi wilayah luas untuk tujuan pertahanan.


Walaupun militer telah menyangkal, namun dokumen yang dirilis oleh militer jelas mengatakan bahwa HAARP didirikan memang untuk kepentingan departemen pertahanan.


Entahkah benar atau tidak, namun HAARP telah mencapai status yang mensejajarkannya dengan Area 51.


Baru-baru ini, ketika telegraph.co.uk mendaftar 30 teori konspirasi terbesar sepanjang masa, HAARP menduduki peringkat ke 27. Lumayanlah ! Walaupun hanya di urutan ke-27, tapi kelihatannya akhir-akhir ini HAARP menjadi lebih sering dibahas di dunia maya menyusul beberapa bencana yang terjadi seperti gempa dashyat di Cina pada Mei 2008 yang dicurigai diakibatkan oleh HAARP.


Jika anda ingin mencoba memata-matai fasilitas ini. Masuklah ke google earth, pada baris "fly to", isikan "HAARP". Maka anda akan langsung dibawa ke fasilitas ini. Mungkin anda akan menemukan sesuatu yang mengejutkan. Selamat mencoba. 



Read more

Perang Cyber Indonesia-Australia tak Terhindari

PERANG cyber tampaknya tak bisa dihindari, menyusul makin terbelahnya peta kekuatan politik dunia pasca World Trade Center 11 September 2001 di New York.
Meski sudah ada sejak Internet mengglobal, tapi perang di dunia maya ini intensitasnya makin tinggi pasca hancur-luluhnya menara kembar yang menjadi ikon bisnis Amerika Serikat itu.
Cyber adalah medan pertempuran baru menyusul ketegangan politik yang meninggi di alam nyata. Protes-protes masyarakat di kedua belah pihak yang tak tersalurkan akhirnya bermuara pada penyerangan situs-situs web dan sistem komputer “lawan” yang tentu saja juga memancing serangan balasan.
Perlakuan tidak simpatik pemerintah Australia kepada WNI di negara itu menyusul Tragedi Bom Bali yang menewaskan puluhan warga Australia tampaknya mulai membuat jengkel kalangan hacker. Namun sebenarnya, kekesalan lebih dipicu oleh pernyataan-pernyataan pejabat tinggi Australia yang menyerang Indonesia dan seringkali dianggap arogan. Bahkan media massa Indonesia juga dituduh sebagai biang yang mempertegang hubungan Indonesia-Australia.
Senin lalu, seorang hacker Indonesia berinisila TarJO akhirnya melakukan mass defacing (membobol dan mengganti tampilan) puluhan situs internet milik berbagai perusahaan Australia.
Berdasarkan pengecekan Tempo News Room, hingga pukul 10.30 WIB kemarin, enam situs di antaranya belum berhasil dipulihkan dan masih menampilkan pesan-pesan yang dibuat pembobolnya (Tempo Interaktif, 5/11).
Dengan latar belakang warna hitam, dan font warna hijau, di halaman depan situs tersebut tertulis: “Hacked! Whose the real terrorist? We or you? Go to hell Australia!” Situs-situs tersebut adalah thebigcountry.com.au, accommodationbondi.com, actionhirecars.com.au, actionrentals.com.au, australianmusic.net dan superbank.com.au
Situs lainnya yang terkena defacing adalah, adultbank.com.au, atn.com.au yachtcharter.com.au, telebank.com.au dan rac.net.au, ausinternet.com.au, dialabook.com.au, vanandbushire.com.au, seabreezebnb.com.au, duralgardens.com.au, aloha.com.au, avalonrsl.com.au, banknet.com.au, innaustralia.com.au
Dan “gayung pun bersambut”. Tindakan hacker Indonesia itu langsung mendapat balasan dari hacker Australia. Selasa (5/11/2002), situs Satuatap.com dijebol seorang hacker dari Sydney. Situs Satuatap.com yang dimiliki oleh Graha Lumintu di Bekasi di-deface dengan gaya yang sama dengan defacing yang dilakukan oleh TarJO, hacker pelaku mass defacing situs-situs Australia.
Perang cyber ini jelas bukan yang pertama. Kasus insiden udara antara Republik Rakyat Cina (RRC) dengan Amerika Serikat (AS) pada 2001 lalu, misalnya, sempat menyulut perang cyber antar dua negara tersebut. Saling serang antara kelompok hacker RRC dan AS sempat melumpuhkan ribuan situs internet akibat mass defacing.
Indonesia sendiri tercatat dua kali mengalami serangan cyber. Serangan pertama berasal dari hacker RRC dan kelompok Cina perantauan pasca kerusuhan rasial Mei 1998. Serbuan kedua terjadi sebelum dan pasca jajak pendapat di Timor Timur 1999. Seorang hacker Portugis bahkan berhasil membobol 45 situs web Indonesia, termasuk situs Departemen Luar Negeri.
Perang cyber, menurut Jimmy Sproles dan Will Byars dari Computer Ethics Course, bisa dikategorikan sebagai terorisme cyber (cyber-terrorism). Dalam konsep ini orang yang melakukannya bukan lagi dicap sekadar hacktivis, tapi teroris. Yang menjadi sasaran mereka bukan sekadar membobol situs web semata, tapi juga jaringan komputer instalasi militer, pembangkit listrik, pusat kendala lalulintas udara, bank dan jaringan telekomunikasi.
Survei Computer Security Institute (CSI) dan Agen Federal AS (FBI) mencatat, serangan cyber ini tak melulu berwujud serangan virus, seperti dilakukan Code Red tahun 2001 yang menangguk kerugian hingga US$ 2, 6 miliar dan menyebabkan 250 ribu sistem lumpuh hanya dalam tempo 9 jam. Serangan juga berupa pencurian informasi, pembobolan finansial, dan pembajakan.
Tak kurang Amerika Serikat sangat mengkuatirkan fenomena terorisme cyber. Dalam laporan terbarunya, CIA menyatakan, “Serangan-serangan cyber terhadap sistem infrastruktur kita akan terus meningkat menjadi opsi yang strategis bari para teroris.”
Masih menurut laporan itu, sejumlah kelompok-kelompok yang mereka tuduh teroris seperti Al Qaeda dan Hisbullah, sudah makin campin menggunakan teknologi internet dan komputer. FBI sendiri sedang memantau meningkatnya jumlah ancaman-ancaman cyber dewasa ini.
Menurut BBC, sekelompok hacker Islam baru saja menyerang sejumlah situs web milik pemerintah Barat menyusul dukungan negara-negara Eropa itu terhadap rencana AS untuk menyerang Irak (29/10). Sebuah lembaga sekuriti komputer yang berbasis di London, MI2G menyatakan bahwa Oktober 2002 adalah “serangan digital terburuk sejak tahun 1995.” Setidaknya sudah terjadi 16.559 serangan terhadap sistem komputer dan situs web sepanjang bulan Oktober!
Diperkirakan, jumlah total serangan hacker hingga delapan bulan pertama di tahun ini sudah mencapai lebih 31.000 kali – lebih dari total tahun 2001. Serangan digital memang makin marak. Sebuah proyeksi konservatif justru mengungkapkan setidaknya sudah terjadi 45.000 kali serangan di seluruh penjuru dunia sepanjang tahun ini.
IBM Global Security Analysis Lab mencatat, setidaknya ada sekitar 100 ribu hacker di dunia dewasa ini, namun 90% di antara adalah para amatir (cyberjoyriders), 9,9% hacker bayaran (corporate spies) dan hanya 0,1% yang benar penjahat cyber kelas dunia (world-class cybercriminals).
Mendominasinya hacker amatiran memang masuk akal mengingat jalan untuk menjadi hacker, bukan pekerjaan sulit. Asal memiliki akses ke Internet, maka aktivitas memporakporandakan jaringan komputer adalah pekerjaan gampang. Apalagi ratusan situs di Internet memberikan informasi mengenai cara menjadi hacker, sekaligus menyediakan hacker tool.
Di Indonesia sendiri, jumlah hacker tidak bisa dibilang sedikit. Nama-nama seperti Hiddenline atau Medan Hacking bahkan telah menjadi ”ikon” dalam dunia hacker di Indonesia. Sekitar 100 situs berhasil dibobol hacker Indonesia, 90 persen situs luar negeri.
Jika hegemoni kekuasaan-kekuasaan tertentu di dunia tak bisa direm dan wadah untuk penyaluran protes juga tersumbat, perang cyber tampaknya makin tak terhindari. Sebuah model lain perang dunia ketiga?
PROFIL PARA HACKER
Hacker amatir (cyberjoyriders) 90%
Hacker bayaran (corporate spies) 9,9%
Hacker kelas dunia (world-class cybercriminals) 0,1%
Jumlah Hacker: 100.000
Jumlah serangan hacker di dunia
1998 – 269
1999 – 4,197
2000 – 7,821
2001 – 31,322
2002 – 45,000+
Sumber: IBM Global Security Analysis Lab/BBC
sumber
http://thegadget.wordpress.com/2002/11/09/78467145-43/
Read more

Direktur Eksekutif Google: Kemampuan Perang Cyber Iran Luar Biasa



Direktur Eksekutif Google menyatakan bahwa orang Iran memiliki potensi luar biasa di bidang operasi perang cyber.

"Tampaknya, orang-orang Amerika tidak mengenali dengan baik potensi tersebut," kata Eric Emerson Schmidt dalam wawancara dengan Foxnews.

"Informasi RQ-170 sangat rahasia, kita tentu heran bagaimana Iran bisa melakukannya. Kita semua mengkhawatirkan masalah ini," tegas Schmidt.

Setelah bungkam selama berhari-hari atas penguasaan pesawat mata-mata Amerika Serikat oleh militer Iran, Presiden Barack Obama mengatakan, Washington mendesak Tehran segera mengembalikan pesawat pengintai AS.

"Kami sudah meminta untuk dikembalikan. Kita akan melihat bagaimana tanggapan Iran," ujar Obama dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Irak Nouri Maliki pada hari Senin (12/12).

Sentinel RQ-170 berhasil dibawa turun dengan kerusakan minimal berkat kepiawaian unit perang elektronik Angkatan Darat Iran pada Ahad (4/12), ketika terbang di atas kota timur laut Iran, Kashmar, sekitar 225 kilometer (140 mil) dari perbatasan Afghanistan. (IRIB Indonesia/PH)
Read more

Waspada Bahaya Gadget Terhadap Anak

Gadget yang disediakan atau dimiliki orang tua dapat saja menjadi barang yang kontra produktif ketika jatuh ketangan anak. Alih-alih memperkenalkan teknologi gadget malah memberikan efek negatif. Salah satu yang hal yang membuat gadget menjadi benda yang harus diwaspadai adalah koneksinya ke jaringan internet. Seperti diketahui jaringan internet mampu menghubungkan seseorang kedunia informasi yang sangat luas. Apabila kurang bijaksana, maka kenyataan ini akan memberikan dampak yang kurang baik. 
Bayangkan saja, lewat sebuah telepon genggam kini seorang anak dapat saja mengakses berbagai situs, mulai dari komunitas, jaringan sosial, hingga situs yang berbau kekerasan maupun pornografi.
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Apakah bijaksana jika orang tua kemudia membatasi atau bahkan melarang penggunaan gadget oleh anak-anak? Apakah baik, jika orang tua membebaskan anak untuk mengeksplorasi dengan gadget tanpa pengawasan? Jawaban yang paling normatif adalah orang tua sebaiknyan tidak menjauhkan anak dari gadget. Menjauhkan dari gadget justru akan membuatnya awam dari teknologi.
Hal yang dilakukan orangtua adalah justru memberikan pengertian kepada anak apa hakikat gadget sesungguhnya dan menyampaikan bagaimana sebaiknya gadget digunakan. Mungkin kita dapat menyampaikan kepada anak bahwa gadget adalah perangkat yang dapat memberikan kemudahan bagi manusia. Oleh sebab itu, gadgetbsebaiknya digunakan untuk membantu pekerjaan manusia dan bukan digunakan untuk hal lain yang tidak bermanfaat.
Itu sebabnya untuk anak yang lebih dewasa, kita hanya perlu memberitahu sekalisaja. Katakan kepadanya bahwa kita memberrikan tanggung jawab kepadanya atas apa yang dilakukan dengan gadgetnya.Memantau anak setiap waktu tidak mungkin dilakukan jalan terbaik adalah membekali anak untuk mengetahui apa saja yang baik dan buruk untuknya.
kecanduan dari akses internet
Kecanduan seks virtual “Pengguna internet  mengalami kesenangan jika mengakses situs porno”
Kecanduan hubungan virtual “Pengguna internet menyukai hubungan ataupun komunikasi secara virtual ketimbang komunikasi yang langsung secara langsung”
Kecanduan game online “hal ini akan membuat anak kehilagan waktu yang produktif”
Tips untuk menghindari efek negatif dari internet
Beri batas yang tegas kapan anak dan berapa lama boleh bermain komputer atau mengakses internet ,Letakan komputer diruang tamu atau tempat yang mudah dilihat oleh orang lain, terutama orang tua, Blok situs-situs mengandung seks ataupun kekerasan dengan software tentunya, berikan pengertian apa saja yang boleh diakses diakses oleh sianak
Read more

6 Keunggulan Android Dibanding Blackberry


Alasan utama kenapa meninggalkan BlackBerry untuk Android bukanlah hal yang salah.

1. Performance
  • BlackBerry: cepat dan stabil. Tapi kadang terjadi phone-hang yang mengharuskan Anda mengeluarkan baterai dari tempatnya dan yang paling menyebalkan adalah proses re-boot: 3-8 menit!
  • Android: Sangat cepat. Belum ada keluhan tentang phone-hang yang mengharuskan baterai keluar dari tempatnya, kecuali jika ingin ganti SIM card. Proses re-boot berlangsung cepat.
2. Baterai
  • BlackBerry: umur baterai BB memang luar biasa. Ya, wajar saja karena BB tidak banyak melakukan proses berbagai aplikasi seperti pada Android.
  • Android: tergolong boros, tapi kadang bisa sampai satu hari. Tapi harus diingat bahwa ponsel Android memakai baterai untuk BANYAK hal. Contohnya jika Anda memakai ponsel Android untuk brwosing web atau nonton video sampai 1 jam, pastinya itu membutuhkan daya baterai lebih. Dan, bisakah BlackBerry melakukan hal yang sama selama itu?
3. Email
  • Blackberry: email pada BB memang menjadi andalan RIM. Gmail pada BB pun telah dioptimalkan fungsinya, tapi tentu saja tidak sebaik pada Android.
  • Android: apa yang Anda ragukan dari Gmail buatan Google yang dijalankan pada Android yang juga buatan Google?
4. User Interface (UI)
  • Blackberry: membosankan, done.
  • Android: Anda bahkan tidak akan merasa lelah untuk menjelajah setiap sudut ponsel Android. Dijamin.
5. Web Browsing
  • Blackberry :  sangat melelahkan, Anda harus mengakui itu.
  • Android : disinilah letak kelebihan Android. Android menjadi pemenang jika dibandingkan dengan semua mobile OS. Jika membandingkan web browsing pada Android dengan BlackBerry, seperti siang dan malam saja. Jauh berbeda.
6. Aplikasi
  • Blackberry: BlackBerry memang memiliki segudang aplikasi, tapi di saat yang sama iPhone juga semakin jauh meninggalkan BlackBerry. Jadi lebih baik melihat apa yang bisa dilakukan BlackBerry untuk menyusul ketertingalannya di belakang iPhone OS dan Android.
  • Android: Semakin banyak aplikasi yang dulunya hanya ada di iOS, kini sudah ada versi Android-nya. Pesaing sebenarnya dari Android adalah iPhone, bukan BlackBerry.
Read more
 
DRE3M store Copyright © 2012 Design by Ismail Syukur graphic design and printing